Universitas Pasir Pengaraian - Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman jenis kantong semar(Nepenthes sp.) terbesar di dunia. Saat ini terdapat sekitar 103 spesies dan 64 diantaranya terdapat di Indonesia. Tumbuhan inidapat dijadikan sebagai tanaman hias karena memiliki bentuk yang unik terutama terdapatnya kantong pada ujung daun. Sayangnya, masih banyak masyarakat khususnya di Rokan Hulu yang memandang tanaman ini sebagai tanaman semak liar yang tidak ada manfaatnya. Padahal, faktanya Kantong Semardigolongkan tumbuhan yang tergolong terancam punah oleh lembaga dunia CITES. Faktor penyebab kepunahan tersebut antara lain disebabkan perusakan hutan untuk pembukaan perkebunan, penebangan dan penambangan.
Yagiza nursery merupakan salah satu nursery yang dikelola oleh Multazam Tarigan, ST yang fokus pada penyelamatan tanaman langka ini. Kebun pelestarian kantong semar terletak di Wonosri, Pasir Pengaraian ini sedang dikembangkan sebagai kebun pelestarian kantong semar terbesar di Pulau Sumatera. Dalam mendukung pelestarian ini, Yagiza berkolaborasi dengan Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraian (UPP) menggalakkan kampanye pelestarian kantong semar dengan mengadakan penyuluhan kepada mahasiswa, kelompok pecinta alam, dan masyarakat umum.. Selain itu kerja sama ini antara lain dikembangkan melalui penelitan terpadu tanaman kantong semar yang dinaungi oleh program studi Agriteknologi, sedangkan kampanye dan edukasi kreatif dilaksanakan bersama program studi Agribisnis. Multazam, ST merasa bangga bisa menjadi salah satu bagian dari kegiatan kampanye pelestarian tanaman langka ini. Berkolaborasi dengan FP UPP, yang terbaru Yagiza mengenalkan tanaman kantong semar melalui batik motif kantong semar. Eksa Rusdiyana, M.Sc selaku dosen Agribinis UPP menambahkan awal mula ide mengangkat kantong semar sebenarnya sudah lama ada, bahkan motif ini sudah dikembangkan oleh salah satu pengusaha batik di Solo. Agribisnis UPP berperan menjembatani Yagiza dengan pengusaha batik Solo ini agar berkolaborasi dalam usaha bisnis yang lebih edukatif yaitu mengangkat batik sekaligus sebagai media edukasi penyelamatan kantong semar, papar Eksa. Harapannya masyarakat kedepan akan semakin peduli dengan keberadaan tanaman langka ini dan mulai ikut berpartisipasi melestarikannya.