PASIRPENGARAIAN – Hari ini, Senin (15/06/2020), Universitas Pasir Pengaraian (UPP) menggelar Web-Seminar (Webinar) Nasional yang bertajuk “Strategi Perguruan Tinggi Swasta dalam Menyikapi New Normal”.
Webinar menghadirkan para Nara sumber kompeten yang berasal dari latar belakang keilmuan dan pengalaman berbeda. Dampak pandemi COVID 19 tidak hanya membawa virus mematikan, namun juga mengancam keberlangsungan perguruan tinggi swasta yang jumlah PTS dan mahasiswanya terbanyak jika dibandingkan dengan Perguruan tinggi negeri (PTN). Saat ini jumlah ptn sebanyak 122 dan Perguruan tinggi swasta (PTS) 4500. Kalau pandemi berlanjut dan pemerintah tinggal diam alias tidak membantu, diyakini jumlah PTS yang akan gulung tikar akan menjadi kenyataan.
Menurut Dr. Dino Patti Djalal M.A selaku ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) dan juga mantan Dubes RI di USA dan wakil menteri luar negeri era SBY, mengatakan “saat ini kampus-kampus dunia telah menerapkan digital learning bahkan jauh sebelum covid-19 melanda”
“Perguruan tinggi di luar negeri mereka jauh lebih siap mengahadapi dampak COVID 19 karena mereka telah memiliki infrastruktur dan sdm mumpuni, sementara perguruan tinggi dalam negeri, masih berkutik dengan persoalan peningkatan angka partisipasi kasar (APK) dan kualitas dosen dan lulusan, walaupun tidak semua alumni luar negeri itu berkualitas. Contohnya, beberapa alumni dalam negeri yang bekerja di perusahaan saya, ternyata lebih mempunyai skill dan semangat juang yang tinggi dalam bekerja,” jelasnya.
Selanjutnya Dr. Dino menekankan “Perguruan Tinggi tidak punya pilihan lain, disamping mengoptimalkan proses pembelajaran dengan kondisi keterbatasan infrastruktur dan kualitas sdm terutama dosen, dari pada mengharapkan sarana prasarana yang lengkap ” Kata Dr. Dino Patti Djalal.
Menindaklanjuti hal itu, Dr. Dino berharap virtual learning harus bisa disiasati dengan baik oleh dosen sebagai tumpuan utama proses pembelajaran.
“Pandemi harus mampu mengubah cara pandang dosen dan mahasiswa. Proses perkuliahan jangan hanya berisikan Informasi saja, tapi harus ada pengembangan kemampuan analisa dan practical intelectuality sehingga performa kompetensi dosen dan mahasiswa meningkat,” lanjutnya.
Sedangkan Dr. Ir. M. Budi Djatmiko M.Si, MEI yang merupakan ketua umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) mengatakan Pandemi harus melahirkan kesadaran baru yang akan menguatkan spiritual kita. Bahwa semua musibah datangnya dari Allah untuk mengajarkan kita kekuatan baru setelah terlepas dari zona nyaman.
“Ilmu pengetahuan akan kering kerontang tanpa kejernihan kalbu. Penguatan kalbu harus menjadi dasar dalam menjadikan pandemi sebagai momen untuk bangkit dan memperbaiki diri. Setelah itu, perlu ada strategi jangka pendek dan jangka panjang dalam menyiapkan platform pembelajaran dan infrastruktur yang kompatibel dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),” imbuhnya di depan ribuan peserta webinar yang datang dari seluruh penjuru Indonesia.
Webinar ditutup dengan pemaparan dari ketua LLDikti Wilayah X (Sumbar, Riau, Kepri dan Jambi) Prof.Dr. Herri SE. MBA yang mengatakan kampus harus mulai menata diri dalam menghadapi masa new normal.
“Karena platform Pembelajaran Jarak Jauh akan tetap sesuai dengan perkembangan zaman di era 4,0, walaupun misalnya nanti pandemi sudah berakhir,” kata Prof Herri.
Prof Herri menyampaikan apresiasi kepada UPP yang telah menyelenggarakan webinar dengan tema sesuai permasalahan yang dihadapi PTS saat ini. Beliau juga mendukung langkah UPP yang membranding ulang kampusnya, menjadi kampus Teknopreneur, kampus pengusaha sukses, ujarnya.