Sandang Gelar Doktor, Yuliana Susanti doktor Fitopatologi Pertama di UPP

PASIRPENGARAIAN – Universitas Pasir Pengaraian (UPP) yang merupakan satu-satunya universitas yang ada di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) yang juga merupakan universitas kebanggaan masyarakat Rokan Hulu kini telah memiliki 12 dosen yang menyandang gelar doktor.
Dosen UPP yang menyandang gelar doktor yaitu, Dr Yuliana Susanti SP MSi denga Judul “Peran bakteri endofit dan mikoriza dalam pengendalian layu bakteri pada Eucalyptus pellita F Muell” dengan Pembimbingnya yaitu, Dr Ir Giyanto MSi, Prof. Dr Ir Meity Suradji Sinaga MSc, Dr Ir Kikin Hamzah Mutaqin MSi dan Dr Ir Budi Tjahjono MAgr.
Dr Yulia Susanti SP MSi melakukan Penelitiannya di Laboratorium dan nursery PT Arara Abadi Sinarmas Forestry Perawang-Riau.
Dr Yulia Susanti SP MSi mengatakan, Saat ini, produktivitas tanaman eukaliptus (Eucalyptus pellita) Indonesia terkendala oleh penyakit layu bakteri (PLB). Penyebab PLB adalah bakteri Ralstonia solanacearum, yang bersifat tular tanah. Pada area pembibitan maupun lapangan eukaliptus hutan tanaman industri (HTI), terjadi epidemik PLB yang sangat merugikan. Tanaman yang terinfeksi akan menunjukkan gejala daun menguning hingga mengering, dan layu. Batang yang terinfeksi dapat mengalami perubahan warna menjadi kehitaman.
“Beberapa taktik pengendalian PLB telah dilakukan diantaranya penggunaan agens hayati, penanaman eukaliptus secara multi klon, penanaman klon eukaliptus resisten, penggunaan bibit eukaliptus bebas patogen, penggunaan bakterisida sintetik, bahkan eradikasi. Namun, upaya pengendalian yang dilakukan tidak efektif secara optimal, masih sangat tinggi populasi tanaman terinfeksi pada area HTI eukaliptus,” jelasnya.
Lanjutnya, Salah satu pendekatan yang berpotensi tinggi efektif mengendalikan PLB adalah pengendalian secara hayati. Strategi pengendalian hayati dengan memanfaatkan kombinasi bakteri endofit dan fungi mikoriza arbuskula (FMA) telah banyak dilaporkan mampu mengendalikan patogen terutama yang bersifat tular tanah.
“Evaluasi keefektifan sepuluh kombinasi bakteri endofit dan FMA terhadap R. solanacearum pada bibit eukaliptus menunjukkan penekanan tertinggi perkembangan penyakit layu bakteri pada perlakuan Paenibacillus polymyxa B32/77 dan Glomous mosseae (B5F1). Aplikasi B5F1 mampu memperlambat periode laten, menekan insidensi penyakit, laju infeksi rendah, dan menghambat kolonisasi R. solanacearum. Hasil temuan dari penelitian ini, didapatkan kombinasi bakteri endofit dan FMA terbaik yaitu B5F1 yang berpotensi sebagai agens biokontrol terhadap R. solanacearum,” ucapnya.
Kombinasi Paenibacillus polymyxa B32/77 dan Glomous mosseae sangat potensial dapat digunakan sebagai pengendalian penyakit tanaman. Kebaruan penemuan ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan membuat formulasi agens hayati dan dimaanfaatkan dalam pengendalian penyakit tanaman yang lainnya.
“Selama saya menempuh studi di kampus IPB university banyak tahapan yang harus dilalui. Tahapan studi dimulai dari perkuliahan, penentuan topik penelitian dan formasi pembimbing yang sesuai dengan bidang ilmu yang dikaji, ujian prelim tulis (ujian kemampuan bidang keilmuan secara tertulis), ujian prelim lisan (ujian kemampuan bidang ilmu dan keterkaitan dengan proposal penelitian), kolokium (seminar proposal), proses penelitian, seminar hasil penelitian, wajib satu jurnal internasional terscopus, satu jurnal nasional minimal sinta 2, ujian sidang tertutup dan tahap akhir sidang promosi. Untuk menyelesaikan studi dengan waktu yang cepat perlu adanya strategi, berdasarkan pengalaman saya dan sharing dengan beberapa teman yang mengambil program doktor di IPB university,” ujarnya.
Adapun strategi yang diterapkan Yulia adalah Sinopsis proposal penelitian yang telah fix dan tidak berubah lagi topiknya. Target nilai kuliah yang tinggi, mahasisa program doktor minimal memiliki IPK 3.25 kalau tidak maka akan di DO. Pilih pembimbing yang tidak sibuk dan memiliki karakter yang humbel. Buatlah rencana penyelesaikan studi dari awal masuk studi S3. Memiliki sifat rajin, ulet, gigih dan berjuang yang tinggi. Perbanyak doa, Jalin komunikasi yang baik dengan komisi pembimbing, karena komisi pembimbinglah yang akan mengantar ke tahap akhir sampai sidang promosi, terutama hubungan dengan ketua komisi pembimbing.
Situasi pandemik seperti ini juga mejadi kendala komunikasi dengan pembimbing. Mahasiswa harus lebih aktif berkomunikasi dengan pembimbing, jangan pasif. Sering mengikuti webinar yang terkait dengan bidang ilmu dan ada salah satu komisi pembimbing yang hadir. Sehingga mahasiswa dapat menyetor wajah pada acara tersebut. Jika diperlukan bertanyalah.
Jangan pernah melakukan jurus menghilang sehingga dosen sampai lupa bahwa anda adalah mahaiswa bimbingannya. Jangan berkecil hati ketika anda dimarahi atau dikoreksi oleh pembimbing. Anggap saja seperti orang tua marah kepada anaknya
Buang jauh antribut yang anda miliki di tempat anda berkerja karena status anda adalah mahasiswa. Ini juga sering menjadi bentrokan antara mahasiswa dan pembimbing karena merasa lebih baik di tempat sendiri.
Jangan mudah untuk menyerah jika dihadapakan pada polemik persoalan studi S3. Selalu Tegar dan sabar. Semoga bermanfaat, semangat dan Semoga sukses.
Sementara itu, Rektor UPP, Dr Hardianto MPd Sabtu (31/07/2021) kepada Celotehlah.com mengatakan, bahwa keluarga besar civitas akademika UPP mengucapkan selamat dan sukses kepada Dr Yulia Susanti SP MSi yang telah menyandang gelar doktornya.
“Kami keluarga besar civitas akademika UPP mengucapkan selamat dan sukses kepada ibu Dr Yulia Susanti SP MSi atas gelar yang beliau raih di jenjang pendidikan S3,” tutur Hardianto.
Hardianto mengatakan, bahwa Dr Yulia Susanti SP MSi adalah Doktor ke-12 yang dimiliki UPP. Beliau adalah Dosen program studi agroteknologi fakultas pertanian Universitas Pasir Pengaraian.
“Alhamdulillah, dengan raihnya gelar dokter maka UPP saat ini telah memiliki 12 dosen yang telah menyandang gelar doktor, dengan bertambahnya dosen yang menyandang gelar doktor hendaknya UPP semakin maju dan berkembang kedepannya,” paparnya.
Pada kesempatan itu juga, Hardianto berharap kedepannya UPP terus melahirkan dosen-dosen yang menyandang gelar Doktor. Sehingga dengan demikian UPP semakin mantap dalam mendidik putra-putri bangsa sebagai generasi penerus kedepannya, khususnya generasi yang ada di Kabupaten Rokan Hulu ini.
Orang nomor satu di Universitas Pasir Pengaraian itu berharap kepada dosen-dosen yang belum melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3, Dia menghimbau dan mengajak kepada para dosen yang lain untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.
“Semakin banyak dosen kita yang menamatkan program S3 tentunya ini sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas SDM UPP dalam mewujudkan generasi yang gemilang dan terbilang,” papar Hardianto.