AKARTA – Hari ini, Sabtu (04/07/2020) Forum Rektor Indonesia (FRI) menggelar agenda Konferensi Virtual Forum Rektor Indonesia.
Acara tersebut turut diikuti dan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
di dalam konferensi, ketua FRI Yos Johan Utama berharap, pemerintah dapat memberikan stimulus terhadap perguruan tinggi untuk mengakomodir kebutuhan mahasiswa. Salah satunya terkait biaya internet mahasiswa selama mengikuti proses belajar di rumah karena corona.
“Dalam masa pandemi ini pemerintah diharapkan membantu mahasiswa dan dosen dalam proses pendidikan, yakni dengan kebijakan membebaskan atau paling tidak menanggung pembiayaan penggunaan internet bagi mahasiswa dengan dosen sebagai tanggung jawab negara terhadap pendidikan,” ucapnya.
Sedangkan Dr Adolf Bastian M.Pd selaku Rektor Universitas Pasir Pengaraian (UPP), yang saat itu turut hadir dalam agenda Konferensi Virtual mendukung penuh tentang pernyataan ketua FRI tersebut.
“Inilah yang dirasakan oleh dosen dan mahasiswa kita, ditengah dan pasca Pandemi Covid-19, terdapat kemerosotan perekonomian yang dirasakan langsung oleh masyarakat, Sehingga, ide belajar melalui Daring tentu sangat berat dirasakan oleh mahasiswa dan Dosen, apalah lagi dengan biaya internet yang cukup tinggi,” tutur Adolf.
Namun, tidak ingin larut dalam persoalan yang ada, Universitas Pasir Pengaraian lebih dulu telah mencari Solusi dengan mengeluarkan program KUOTA PEDE (Kuliah Online Tanpa Paket Data Internet).
Tutur Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Rokan Hulu itu, program Kuota Pede merupakan jalan keluar dalam mengatasi persoalan mahasiswa dan dosen di tengah Pandemi Covid-19.
Lanjut Adolf, Nantinya setiap mahasiswa akan diberikan Flashdisk (Fd) yang dapat disambungkan ke Hp maupun Tv, sehingga mahasiswa dapat belajar dimanapun dan kapanpun.
“Setiap mahasiswa baru maupun mahasiswa lama, pada awal semester akan diberikan atau dikirimkan Flashdisk yang berisi materi berupa video pembelajaran, powerpoint pembelajaran dan diktat/modul, sehingga, mahasiswa tidak perlu direpotkan untuk mengikuti kelas Daring yang menghabiskan kuota internet yang cukup besar,” jelasnya.
“Jadi, mahasiswa dapat belajar langsung dirumah dengan mengikuti panduan dari dosen yang mengampu mata kuliah dan jika mahasiswa kurang memahami materi, ia bisa menghubungi dosen terkait,”jelasnya.
Adolf berharap, program Kuota Pede dapat ditiru dan dijadikan program inovatif bagi kampus lain untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh Mahasiswa dan Dosen ditengah Pandemi Covid-19.
“Tentunya kita berharap kampus lain turut mencari solusi, atau juga dapat mencontoh program KUOTA PEDE yang UPP lakukan,” imbuhnya.